" Idzqaala yuusufu liabiihiy yaa abati inni roaitu ahada asyaro kawkaban wassamsa walqamaro roaituhum li saajidiina "
(Ingatlah), ketika yusuf berkata kepada ayahnya : " wahai ayahku" sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. "
Sedangkan tatacara dalam pengetrapannya ada beberapa macam untuk mengamalkannya yaitu :
Bisa dibaca sebagai wirid dengan jumlah tertentu sesuai yang diinginkan dengan syarat jika kepala sudah terasa pusing sebaiknya bisa dihentikan dan ditutup dengan do'a.
Bisa dibaca pada waktu matahari menjelang tenggelam atau sekitar pukul 5 lebih, dengan kedua mata memandangi matahari terus-menerus sampai matahari atau sudah tidak kelihata lagi, dan setelah itu baru ditutup dengan do'a sesuai tujuan yang diinginkannya.
Di dalam ilmu kejawen juga ada amalan dan do'a supaya orang menjadi cinta yang didapat dari para leluhur di tanah jawa atau yang sering disebut para pujangga jawa, dan diwariskan secara turun-temurun sampai pada jaman sekarang walaupun pada saat ini sangatlah langka. Biasanya amalan kejawen punya qodam yang keras dan kuat maka janganlah terlalu sembarangan dalam menggunakannya sehingga bisa merugikan orang lain atau diri sendiri. Sedangkan amalan atau bacaannya yaitu sebagai berikut:
"Ngguyu- ngguyu sungsang ngguyu koyo ngguyune ki semar putih, teko aku digeguyu bali aku ditangisi andeleng badan selirane ingsun " (Amalan ini dihafal dan bisa digunakan sewaktu-waktu dengan secara langsung yaitu bisa dibaca dihadapan orang yang dituju ).
Demikianlah dua amalan atau bacaan dari ayat Al-Qur'an dan juga dari kejawen untuk mempengaruhi hati dan pikiran orang sehingga bisa menjadikan do'a supaya orang menjadi cinta. Tapi juga perlu diperhatikan bahwa kedua amalan di atas masih bisa diperdalam atau disempurnakan secara khusus sehingga dapat menghasilkan kekuatan dan gaya tarik yang lebih besar. Semua itu tidak lepas dari izin dan ridho Allah swt. Karena hanya Dia-lah sebenar-benarnya yang Maha mengasihi dan menyayangi.
